Metode Ilmiah (Bahasa Indonesia 2)
0
nama :
Pungky Fajar Adijaya
REFERENSI :
npm :
18110973
kelas
: 3KA28
Metode ilmiah "pengertian, karakteristik, dan
langkah-langkahnya"
Metode
ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur
utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
Karakterisasi
(pengamatan dan pengukuran)
Hipotesis
(penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan
pengukuran)
Prediksi
(deduksi logis dari hipotesis)
Eksperimen
(pengujian atas semua hal di atas)
Karakterisasi
Metode
ilmiah bergantung pada karakterisasi yang cermat atas subjek investigasi. Dalam
proses karakterisasi, ilmuwan mengidentifikasi sifat-sifat utama yang relevan
yang dimiliki oleh subjek yang diteliti. Selain itu, proses ini juga dapat
melibatkan proses penentuan (definisi) dan pengamatan; pengamatan yang dimaksud
seringkali memerlukan pengukuran dan/atau perhitungan yang cermat.
Proses
pengukuran dapat dilakukan dalam suatu tempat yang terkontrol, seperti
laboratorium. Proses pengukuran sering memerlukan peralatan ilmiah khusus
seperti termometer, spektroskop, atau voltmeter, dan kemajuan suatu bidang ilmu
biasanya berkaitan erat dengan penemuan peralatan semacam itu. Hasil pengukuran
secara ilmiah biasanya ditabulasikan dalam tabel, digambarkan dalam bentuk
grafik, atau dipetakan, dan diproses dengan perhitungan statistika seperti
korelasi dan regresi.
Prediksi
dari hipotesis
Hipotesis
yang berguna akan memungkinkan prediksi berdasarkan deduksi. Prediksi tersebut
mungkin meramalkan hasil suatu eksperimen dalam laboratorium atau pengamatan
suatu fenomena di alam. Prediksi tersebut dapat pula bersifat statistik dan
hanya berupa probabilitas. Hasil yang diramalkan oleh prediksi tersebut
haruslah belum diketahui kebenarannya
Jika
hasil yang diramalkan sudah diketahui, hal itu disebut konsekuensi dan seharusnya
sudah diperhitungkan saat membuat hipotesis. Jika prediksi tersebut tidak dapat
diamati, hipotesis yang mendasari prediksi tersebut belumlah berguna bagi
metode bersangkutan dan harus menunggu metode yang mungkin akan datang. Sebagai
contoh, teknologi atau teori baru boleh jadi memungkinkan eksperimen untuk
dapat dilakukan.
Eksperimen
Setelah
prediksi dibuat, hasilnya dapat diuji dengan eksperimen. Jika hasil eksperimen
bertentangan dengan prediksi, maka hipotesis yang sedak diuji tidaklah benar
atau tidak lengkap dan membutuhkan perbaikan atau bahkan perlu ditinggalkan.
Jika hasil eksperimen sesuai dengan prediksi, maka hipotesis tersebut boleh
jadi benar namun masih mungkin salah dan perlu diuji lebih lanjut.
Eksperimen
tersebut dapat berupa eksperimen klasik di dalam laboratorium atau ekskavasi
arkeologis.Pencatatan juga akan membantu dalam reproduksi eksperimen.
KARAKTERISTIK
METODE ILMIAH
· Bersifat
kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk
mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
· Bersifat
logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat
secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia.
· Bersifat
obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan
kondisi yang sama pula.
· Bersifat
konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan
teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
· Bersifat
empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
LANGKAH-LANGKAH
METODE ILMIAH
Masalah: berawal
dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai
suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan
fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari
mengkaji berbagai literatur relevan.
Rumusan
masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan
masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
Pengajuan
hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan.
Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil
penelitian sebelumnya.
Metode/strategi
pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih
metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
Menyusun
instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi
pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat
pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi,
dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen
memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.
Mengumpulkan
dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang
kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat
uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara
kualitatif.
Simpulan: Langkah
terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui
kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat
dibuktikan kebenarannya.
REFERENSI :
http://id.wikipedia.org/wiki/Metode_ilmiah
http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-content/uploads/2007/09/definisi_jenis_penelitian.pdf
http://bukitpadjadjaran69.files.wordpress.com/2009/12/langkah-langkah-metode-ilmiah.pdf
http://vienovidelusion.blogspot.com/search?updated-max=2012-11-27T01:44:00-08:00&max-results=7
0 komentar: